S e l a m a t   D a t a n g di Blog Pusat Sumber Belajar SMA Negeri 1 Kota Cirebon Info : Ferifikasi Data Siswa Baru/PPDB SMA RSBI Negeri 1 Kota Cirebon dari tanggal 5 - 15 Mei 2012 silahkan Klik ke www.smansa.ppdbrsbi-cirebon.org

Sabtu, 13 Agustus 2011

Pendekatan-Pendekatan dalam Pembelajaran

Oleh : Adi Saputra, S.Pd


Pendekatan adalah sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan ini masih bersifat umum, strategi dan metode yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Contoh pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centre), pendekatan ini menurunkan strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran deduktif atau strategi pembelajaran ekspositori.
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga merupakan aktivitas guru di dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu materi pembelajaran yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu.
Syaiful Sagala (2003:71-94) membagi pendekatan atas delapan kelompok, yaitu pendekatan konsep, pendekatan proses, pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan ekspositori, pendekatan heuristik, pendekatan kecerdasan, dan pendekatan konstektual. Selengkapnya

Tes Buta Warna


Selengkapnya

Perubahan Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal Kimia SMA

Oleh : Adi Saputra, S.Pd

A.       Perubahan Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dalam bukunya  “The Taxonomy of Education Objectives, The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain”.  Taksonomi Bloom mengkategorikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada tiga domain atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif digunakan untuk mengukur intelektual, sedangkan domain afektif digunakan untuk mengukur sikap, dan domain psikomotor bertujuan mengukur praktek.
Ranah kognitif merupakan domain taksonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat intelektual berdasarkan satu hirarki kognitif yang disusun dari tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu  dari pengetahuan,  pemahaman, aplikasi,  analisis,  sintesis  dan penilaian,  seperti  diringkaskan  dalam Gambar 1 pada taksonomi yang lama. Selama hampir setengah abad taksonomi ini menjadi rujukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, sekitar tahun 2000 ,  terdapat   beberapa   perubahan   telah  dilakukan untuk lebih  bisa mengadobsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu diterbitkan edisi revisi buku dari Taksonomi Bloom yang berjudul: “A Taxonomy for Learning and Teaching and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives”(Anderson, Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, dan Wittrock, 2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan terminologi yang digunakan seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Sebagai contoh, istilah pengetahuan,  pemahaman,  aplikasi,  analisis,  sintesis  dan  evaluasi  ditukarkan kepada menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalis, mengevaluasi dan membuat. Selengkapnya

Lima Belas Tips Untuk Menjadi Guru Hebat


Mengajar adalah profesi yang kompleks dan menantang, dan beberapa guru lebih berhasil dari yang lain. Siswa yang mereka ajar mendapatkan nilai lebih baik pada tes, lebih mungkin untuk berhasil pada pendidikan selanjutnya, dan mereka akan selalu ingat dengan guru mengajar dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Banyak guru berhasil dalam memfasilitasi siswa mereka secara akademis serta perkembangan kepribadiannya. Mereka mengajar secara totalitas dan tanpa pamrih yang hanya mengedepankan pengabdian di dalam mencerdaskan anak didiknya. Selain itu juga, guru terbaik juga menikmati pekerjaannya, percaya pada apa yang mereka ajarkan, pekerja keras, menghabiskan banyak waktu untuk membuat perencanaan pembelajaran, menggunakan pola pengasuhan, peduli kepada kebutuhan siswa serta dan mengaktifkan semua siswa di dalam pembelajaran. Selanjutnya guru-guru ini mempunyai pandangan bahwa setiap pribadi siswa mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dan tugas gurulah untuk membangkitkan potensi tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut adalah kumpulan temuan dari penelitian tentang karakteristik dari guru hebat: (Tulisan ini juga dilengkapi dengan Daftar Ceklis untuk menguji apakah Anda termasuk guru hebat atau belum) Selengkapnya

Paradigma Pendidikan Memanusiakan Manusia

Oleh:
Adi Saputra

Beberapa bulan ini merupakan masa yang menyibukkan bagi dunia pendidikan di Indonesia, baik dari pusat mau pun di daerah. Karena pada saat sekarang ini siswa, guru, sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan dinas pendidikan propinsi serta kementerian pendidikan saling mempersiapkan diri dalam melaksanakan ujian nasional yang dilakukan dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Ujian nasional selalu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa mau pun pihak sekolah. Hal ini bisa dilihat dari sibuknya pihak sekolah bersama siswa mengadakan pemantapan, try out, sampai mengadakan doa bersama semalam suntuk sebelum melaksanakan ujian nasional.
Agar sukses di dalam ujian nasional, maka banyaklah perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa, oknum guru, maupun oknum dinas pendidikan di daerah. Di antaranya adalah: perilaku monyontek yang dilakukan siswa, Selengkapnya 

Kecerdasan Berbeda, Gaya Belajar Berbeda, mereka disamakan?

Konon di dunia binatang telah berlangsung musyawarah diantara binatang besar dibawah pimpinan raja rimba Singa. Mereka membicarakan rencana untuk mendirikan sekolah bagi para binatang kecil yang di dalamnya akan diajarkan mata pelajaran memanjat, terbang, berlari, berenang, dan menggali. Namun dalam musyawarah mereka tidak sepakat tentang subjek mana yang paling penting. Mereka akhirnya memutuskan agar semua murid mengikuti seluruh mata pelajaran yang diajarkan. Jadi, setiap murid harus belajar memanjat, terbang, berlari, menggali dan berenang.
Pada saat sekolah dibuka, para binatang kecil dari seluruh pelosok hutan sangat antusias untuk bersekolah. Seluruh murid bergairah menikmati segala kebaruan dan keceriaan. Sampai tibalah suatu hari yang mengubah keadaan sekolah itu.
Satu murid yang bernama kelinci sangat piawai berlari, namun ketika mengikuti kelas berenang dia hampir tenggelam. Dia berusaha untuk belajar berenang, namun selalu gagal, sehingga mengguncang batinnya. Karena sibuk belajar berenang, si Kelincipun tak pernah dapat lagi berlari secepat sebelumnya.
Pada saat yang sama, murid lain yang bernama Elang mengalami kesulitan dalam pelajaran menggali. Elang yang terkenal pandai terbang, selalu gagal dalam pelajaran menggali, sehingga dia harus mengikuti les pelajaran menggali. Les itu menyita waktu sehingga ia melupakan cara terbang yang sebelumnya sangat ia kuasai.
Setiap hari kesulitan-kesulitan muncul dan melanda para binatang siswa sekolah. Setiap siswa sibuk memperbaiki pelajaran yang tidak ia kuasai sehingga mereka tidak punya kesempatan lagi untuk beprestasi dalam bidang keahlian mereka masing-masing. Hal ini terjadi karena sekolah tidak menghargai sifat alami mereka. Selengkapnya